Minggu, 31 Agustus 2025

4 Hal Penting Procurement dalam Facility Management


Dalam mengelola fasilitas, kita sebagai Facility Manager akan terhubung dengan vendor yang mendukung fasilitas tersebut. Pastinya, mengelola vendor ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh para Facility Manager. Tantangan terkait pengelolaan vendor ini antara lain: 

  • Kualitas layanan dari vendor yang berbeda tidak konsisten.
  • Respons lambat dalam penanganan masalah darurat.
  • Kesulitan mengukur kinerja vendor secara objektif.
  • Pembengkakan biaya tak terduga akibat kontrak yang tidak jelas.
  • Risiko operasional akibat ketergantungan pada vendor yang tidak kompeten. 

Kinerja dari vendor yang tidak memadai, pastinya akan mengganggu operasional fasilitas. Gangguan ini akan berdampak signifikan pada biaya dan produktivitas.

Secara organisasi, team Procurement memegang peranan penting terkait dengan mengelola vendor, mulai dari memilih vendor, membuatkan standar kontrak dan lainnya. Dalam hal pengelolaan vendor, berikut 4 hal penting yang perlu dilakukan oleh team Procurement:  

1. Standarisasi Pemilihan Vendor Berkualitas. Proses seleksi vendor yang terstandarisasi merupakan fondasi utama procurement FM yang efektif. Standarisasi ini harus mencakup:

Kriteria Seleksi yang Jelas:

  • Pengalaman dan track record di industri sejenis
  • Kemampuan finansial dan stabilitas perusahaan
  • Ketersediaan sumber daya dan teknologi
  • Sertifikasi kompetensi (ISO, SMK3, bidang teknis tertentu)

Proses yang Transparan:

  • Penggunaan RFP (Request for Proposal) terstruktur
  • Evaluasi oleh tim multidisiplin (FM, procurement, legal)
  • Due diligence menyeluruh termasuk kunjungan lapangan

2. Standarisasi Kontrak & Evaluasi Kinerja Vendor. Kontrak yang terstandarisasi melindungi kedua belah pihak dan memastikan keselarasan ekspektasi:

Komponen Kontrak yang Penting:

  • SLA (Service Level Agreement) yang terukur dan realistis
  • Mekanisme penalti dan reward yang jelas
  • Klausul terminasi dan exit strategy
  • Penyesuaian harga yang transparan

Sistem Evaluasi Kinerja:

  • KPI kuantitatif (waktu respons, tingkat resolusi pertama)
  • Survey kepuasan pengguna fasilitas
  • Audit berkala dan review kinerja dalam periode yang disetujui bersama (bulanan atau 3 bulan)

3. Meningkatkan Kualitas Vendor secara Berkelanjutan. Pengembangan vendor bukanlah biaya, melainkan investasi. Bentuk investasi yang bisa dilakukan oleh team FM dan procurement:

Program Pengembangan:

  • Training dan workshop reguler
  • Berdiskusi terkait best practices
  • Feedback konstruktif yang berkelanjutan
  • Program reward untuk kinerja outstanding

Kolaborasi Strategis:

  • Vendor sebagai partner innovation
  • Joint improvement projects
  • Technology transfer dan knowledge sharing

4. Manajemen Risiko dalam Proses Procurement. Pendekatan proaktif terhadap manajemen risiko yang disetujui bersama antara team FM, procurement dan vendor itu sendiri:

Identifikasi Risiko:

  • Ketergantungan pada vendor tertentu
  • Risiko compliance dan regulasi
  • Single point of failure

Strategi Mitigasi:

  • Multi-sourcing untuk layanan kritis
  • Contractual risk sharing
  • Business continuity planning dengan vendor
  • Insurance requirement yang memadai

Dengan menerapkan 4 hal tersebut, team Procurement akan memberikan vendor yang memberikan manfaat dalam operasional FM, utamanya: 

  1. Penghematan Biaya: dengan adanya kontrak yang lebih optimal.
  2. Kualitas Layanan yang Konsisten: SLA yang jelas dan terukur
  3. Pengurangan Risiko: Mitigasi proaktif terhadap potensi masalah
  4. Innovasi: Vendor menjadi partner pengembangan fasilitas

Team Procurement perlu memiliki program berikut untuk meningkatkan pengelolaan vendor:

  • Membuat Standard Operating Procedure terkait procurement vendor.
  • Menerapkan Sistem Evaluasi kinerja yang objektif dan transparan.
  • Hal di atas dilakukan dengan bekerjasama dengan team operasional sehingga bisa mendapatkan vendor yang tepat dan kinerja yang terukur.
  • Mengembangkan Template Kontrak standar untuk berbagai jenis layanan. Tentunya bekerjasama dengan team legal perusahaan terkait klausa – klausa yang dituliskan dalam kontrak.
  • Investasi dalam pengembangan kapabilitas vendor. Investasi ini bisa berupa edukasi secara regular serta kolaborasi dengan team operasional mengenai harapan dan hasil actual di area kerja.

Standarisasi procurement dalam Facility Management bukan hanya tentang penghematan biaya, tetapi tentang menciptakan ekosistem vendor yang berkualitas, andal, dan berkomitmen terhadap keunggulan operasional yang akan sangat mendukung team FM dalam memastikan pengelolaan fasilitas.

Dengan pendekatan yang terstruktur dan sistematis, perusahaan/organisasi dapat mengubah fungsi procurement dari sekadar administrative cost center menjadi strategic value creator yang memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan dan keberlanjutan fasilitas.

"Vendor yang berkualitas adalah extended team yang membantu mencapai excellence dalam pengelolaan fasilitas."

 

Semoga bermanfaat!



Top 5 Teknologi Facility Management yang Wajib Diketahui di Era Digital


Peran Facility Management (FM) dalam perusahaan semakin strategis. Tidak hanya sebatas menjaga gedung tetap berfungsi, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien, nyaman, dan berkelanjutan. Dengan semakin kompleksnya kebutuhan perusahaan, maka tantangan yang dihadapi oleh FM memerlukan solusi yang lebih cepat, dan terukur. 

Saat ini, kita sebagai Facility Manager memiliki tantangan dalam hal-hal berikut:

  1. Tingginya biaya operasional energi dan pemeliharaan.
  2. Ketidakefisienan dalam mengelola aset dan ruang.
  3. Respons lambat terhadap keluhan pengguna gedung.
  4. Kurangnya data real-time untuk pengambilan keputusan.
  5. Kesulitan memenuhi standar keberlanjutan (ESG).

 

Dalam era digital saat ini, teknologi menjadi solusi utama untuk menjawab tantangan-tantanga tersebut. Berdasarkan insights dari JLL Technologies (JLLT) dan Truein, berikut lima teknologi yang sedang membentuk masa depan FM:

1. Artificial Intelligence (AI) & Machine Learning. AI mengubah FM dari reaktif menjadi proaktif. AI bisa memberikan analisis prediktif, sehingga kita bisa:

  • Memperkirakan kerusakan aset sebelum terjadi (predictive maintenance).
  • Mengoptimalkan penggunaan ruang dan energi berbasis data.
  • Mengotomatiskan layanan melalui AI chatbot untuk respons cepat.

 

2. Internet of Things (IoT) & Smart Building. Penempatan sensor-sensor IoT menghubungkan dunia fisik dengan digital dan menerapkan Smart Building, sehingga bisa:

  • Pemantauan real-time kualitas udara, suhu, dan tingkat hunian.
  • Integrasi dengan Building Management System (BMS) untuk otomatisasi HVAC dan pencahayaan.
  • Gedung menjadi adaptif terhadap kebutuhan penghuni.

 

3. Computerized Maintenance Management System (CMMS) & Integrated Workplace Management System (IWMS). Platform terintegrasi ini menyederhanakan manajemen FM dalam mengelola permintaan/keluhan dari pengguna, jadwal pemeliharaan :

  • CMMS mengelola work order, jadwal perawatan, dan vendor.
  • IWMS memberikan visibilitas penuh atas aset, ruang, dan biaya.
  • Mengurangi downtime dan meningkatkan efisiensi tim.

 

4. Teknologi Lingkungan & Sustainability Tools. Untuk beberapa perusahaan yang sudah mengukur informasi terkait lingkungan, FM memegang peran kunci dalam memastikan data terangkum dengan baik. Beberapa teknologi yang terkait ESG:

  • Smart metering untuk pelacakan konsumsi energi dan air. Informasi ini bisa terhubung dengan BMS serta tercatat dalam Smart Building System.
  • Sensor kualitas udara untuk kesehatan penghuni. Sensor akan memberikan notifikasi jika adanya perubahan Dari kualitas udara di area kerja.
  • Platform pelaporan otomatis untuk target karbon perusahaan yang bisa dikondisikan dengan data secara manual.

 

5. Mobile Apps & Self-Service Platforms. Aplikasi dan platform ini bertujuan untuk Fokus pada pengalaman pengguna:

  • Booking ruang rapat, parkir, atau meja kerja via aplikasi. Secara umum dengan menggunakan MS Outlook atau aplikasi lainnya.
  • Pelaporan kerusakan secara real-time oleh pengguna dengan menggunakan system help desk yang terintegrasi dengan CMMS.
  • Transparansi layanan dan penyelesaian masalah yang cepat dengan menggunakan dashboard mengenai lamanya proses penyelesaian masalah disesuaikan dengan service level yang sudah disetujui.

 

Solusi terkait tantangan sebelumnya bisa dirangkum sebagai berikut:

Tantangan

Solusi

Tingginya biaya operasional energi dan pemeliharaan.

- Pemasangan sensor IOT dan Smart Building.
-  Jadwal pemeliharaan produktif menggunakan CMMS.

Ketidakefisienan dalam mengelola aset dan ruang.

- Implementasi IWMS secara efektif dan terarah.
- Evaluasi secara rutin mengenai efektifitas penggunaan asset dan ruang.

Respons lambat terhadap keluhan pengguna gedung.

- Implementasi system help desk.
- Aktif evaluasi mengenai penyelesaian masalah dengan team FM.- Aktivasi mobile apps dan platform self-service.

Kurangnya data real-time untuk pengambilan keputusan.

- Membuat standarisasi pengukuran terkait Facility Management.
- Implementasi IoT dan Smart Building.- Peningkatan kompetensi dari Facility Manager.

Kesulitan memenuhi standar keberlanjutan (ESG).

- Implementasi teknologi lingkungan dan Sustainability Tools.
- Edukasi terhadap team FM terkait ESG.

 

Lima teknologi tersebut adalah masa depan dari Facility Management untuk menjawab tantangan para Facility Manager.

Mari siapkan fasilitas serta pengetahuan kita dengan pengetahuan serta fasilitas dari teknologi tersebut.

 

Sumber referensi terkait teknologi berdasarkan dari:

1. JLL Technologies – Facilities Management Trends to Watch in 2024:  https://www.jllt.com/blog/facilities-management-trends-to-watch-in-2024

2. Truein – 12 Key Facility Management Trends for 2025: https://truein.com/facility-management-trends



3 Soft-Skills Penting dalam Facility Management

Kita sebagai Facility Manager perlu mengerti hal-hal teknis seperti pemeliharaan gedung, pengelolaan aset, atau pengawasan kebersihan. Beber...