Facility Management (FM) terus berkembang seiring dengan perubahan teknologi, tuntutan bisnis, dan kebutuhan pengguna. FM sudah lebih dari hanya tentang menjaga agar lampu tetap menyala. Seiring berkembangnya gedung menjadi ekosistem pengalaman, efisiensi, dan kepatuhan ESG, para pemimpin FM dituntut untuk memberikan lebih dari sekadar waktu aktif—mereka diminta untuk memberikan kepercayaan.
Berdasarkan artikel yang dituliskan oleh Myles Jensen di Facility
Executive (facilityexecutive.com) tentang "Branding by Design: A Strategic
Lever for FM Leaders in 2025", berikut lima faktor penting yang harus
dipahami oleh praktisi FM/Facility Manager untuk tetap kompetitif dan
efektif:
1. Brand sebagai Infrastruktur Internal, Bukan Sekadar Logo.
Dalam industri Facility Management (FM), brand berfungsi
sebagai sistem operasi internal yang membentuk seluruh aspek bisnis. Ini bukan
hanya tentang logo atau materi pemasaran, tetapi merupakan fondasi yang
mempengaruhi bagaimana staf berkomunikasi, bagaimana client memandang nilai
layanan, dan bagaimana bisnis membangun kepercayaan di pasar yang kompetitif.
Menurut, Jensen & Jensen, sebuah agensi brand dan desain
yang berfokus pada FM dan built environment, menekankan bahwa "Jika
terlihat, itu adalah brand." Artinya, segala hal mulai dari cara menjawab
telepon, penampilan kendaraan operasional, hingga pendekatan dalam proses
pengadaan, semuanya merupakan bagian dari ekspresi brand. Dalam sektor di mana FM
dapat mewakili hingga 30% dari biaya operasional, kepercayaan dan konsistensi
menjadi kebutuhan komersial yang mutlak.
2. Identitas Modern sebagai Dasar untuk Ruang Kerja Modern
Desain ruang kerja fisik pada dasarnya adalah keputusan
branding. Branding menjadi dasar yang menginformasikan perubahan lingkungan.
Menurut pengalaman dari Jensen & Jensen, client-client FM yang melakukan
rebrand menggunakan identitas baru mereka sebagai cetak biru untuk mendesain
ulang seragam, papan petunjuk stasiun pembersihan, tata letak kantor, dan
manual pelatihan. Efek riak terlihat di seluruh budaya tim dan interaksi client.
Desain yang baik tidak hanya bersifat kosmetik; ia mempengaruhi suasana hati,
motivasi, dan memori—tiga hal yang tidak boleh diabaikan oleh leader FM.
Dengan kata lain, FM yang mengerti mengenai desain ruang
kerja, akan bisa menciptakan pengalaman yang konsisten dan bermakna di seluruh
titik kontak fisik dan digital.
3. Warisan Tanpa Relevansi Adalah Beban
Banyak brand FM yang sukses dan dihormati—sering kali dengan
warisan puluhan tahun—tetapi warisan tidak menjamin relevansi (hubungan). Material
brand yang ketinggalan zaman—situs web yang usang, presentasi yang kaku, atau
bagan organisasi yang membingungkan—dapat secara perlahan mengikis persepsi
kredibilitas, terutama di mata client atau pemangku kepentingan yang lebih
muda. Dalam satu proyek yang ditangani Jensen & Jensen, penyedia layanan
berusia 50 tahun datang dengan kekhawatiran ini. Secara eksternal, mereka
merasa terjebak di masa lalu. Secara internal, staf bangga—tetapi terputus dari
babak berikutnya perusahaan.
4. Tahun 2025 sebagai Titik Infleksi Strategis untuk
Branding FM
Sektor FM berada di persimpangan jalan dengan beberapa tren
konvergen (tren yang bertabrakan – tidak normal) yang meningkatkan kebutuhan
akan strategi brand:
- Tekanan ESG dan Compliance: Dengan meningkatnya ekspektasi organisasi seputar keberlanjutan dan etika, penyedia FM diperiksa dengan lebih ketat. Brand yang jelas dan kredibel menjadi jalan pintas menuju keandalan yang dipersepsikan.
- Transformasi Digital: Platform dan alat baru membutuhkan user experience (UX) yang lebih baik, onboarding yang lebih baik, dan komunikasi yang lebih baik. Branding mendasari ketiganya.
- Pergeseran Tenaga Kerja: Dengan lima generasi yang sekarang hidup berdampingan di tempat kerja, identitas brand menjadi perekat—membantu staf lama dan baru menemukan bahasa dan tujuan bersama.
- Kecanggihan Client: Pengadaan tidak lagi hanya digerakkan oleh harga. Persepsi brand dapat mempengaruhi keputusan shortlist, bahkan sebelum penilaian kemampuan dimulai.
5. Langkah Praktis untuk Facility Manager Mengoptimalkan
Strategi Brand
Sebagai Facility Manager (FM), perlu mengambil beberapa
langkah konkret untuk memaksimalkan nilai brand mereka:
- Audit Setiap Titik Kontak: Periksa situs web, deck proposal, seragam, dan dokumen internal. Apa yang mereka katakan tentang siapa kita/FM Provider.
- Libatkan Team: Branding bukan hanya latihan top-down. Libatkan staf garis depan, team engineer, dan tim administrasi. Masukan mereka adalah sangat penting untuk brand.
- Sederhanakan, Kemudian Sistematis: Kejelasan mengalahkan kecerdikan. Hapus jargon. Buat sistem yang dapat diskalakan—dari signage hingga template email—sehingga semua orang tetap on-brand tanpa memerlukan gelar desain.
- Jadikan Terukur: Lacak metrik berbasis brand. Kepuasan karyawan. Tingkat kemenangan dalam penawaran. Waktu yang dihabiskan untuk onboarding. Brand yang dilakukan dengan benar mengurangi gesekan—dan gesekan memiliki biaya.
Bisa disimpulkan bahwa dalam industri Facilities Management,
brand merupakan sistem operasi strategis yang menyelaraskan orang, tujuan, dan
kinerja. Bagi para pemimpin FM menghadapi tahun 2025, mengabaikan aspek
branding berarti terus kehilangan nilai, sementara mengelolanya dengan tepat
akan memperkuat seluruh operasi.
- Tulisan berdasarkan: Facility Executive - Branding by Design](https://facilityexecutive.com/branding-by-design-a-strategic-lever-for-fm-leaders-in-2025/).
- Penulis: Jensen adalah Creative Director dan salah satu Pendiri Jensen & Jensen, sebuah agensi merek dan desain yang berbasis di Inggris yang mengkhususkan diri di sektor facility management dan built environment. Berdasarkan perpaduan pengalaman antara bekerja di agensi dan pengalaman in-house, Myles telah berkolaborasi dengan klien di bidang properti, kebersihan, dan real estate —termasuk The Crown Estate, Endersham Cleaning Co., Cushman & Wakefield, dan lainnya.