Senin, 17 Juli 2023

SWMS sebagai Alat Utama untuk Mengelola Risiko dan Keselamatan dalam Facility Management



Kebakaran di K-Link Tower, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan terjadi pada Sabtu (15/7/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di lokasi kejadian. Kobaran api dapat cepat tertangani berkat penanganan yang cepat petugas pemadam kebakaran (damkar) bekerja sama dengan petugas keamanan dan petugas gedung, serta fire protection gedung yang sesuai standar dan bekerja dengan baik.

Dalam pengelolaan fasilitas (facility management), keamanan dan kesehatan pekerja harus menjadi prioritas utama. Untuk mencapai hal tersebut, Safety Work Method Statement (SWMS) atau Pernyataan Metode Kerja Aman merupakan dokumen penting yang diperlukan.

Adanya SWMS akan mempersiapkan langkah-langkah yang diambil untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang terkait dengan setiap pekerjaan, penggunaan peralatan pelindung diri (APD) yang sesuai, prosedur darurat, serta prosedur pemantauan dan pengawasan yang ketat. SWMS membantu memastikan bahwa pekerja dan personel proyek memiliki pemahaman yang jelas tentang tugas mereka, serta langkah-langkah yang harus diambil untuk menjaga keamanan mereka dan orang lain di sekitar mereka.

 

Berikut 3 hal penting dibuatnya Safety Work Method Statement (SWMS):

  1. Identifikasi Risiko: SWMS memungkinkan pengidentifikasian dan penilaian risiko terkait dengan pekerjaan tertentu. Dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, SWMS membantu mengurangi risiko cedera dan kerugian di tempat kerja.
  2. Standar Kerja yang Konsisten: SWMS memastikan adanya standar kerja yang konsisten di seluruh organisasi atau proyek. Dengan memiliki prosedur yang jelas dan terdokumentasi, SWMS membantu meminimalkan kesalahan dan meningkatkan efisiensi operasional.
  3. Kesadaran dan Keterlibatan: Dengan melibatkan pekerja dalam proses penyusunan SWMS, mereka menjadi lebih sadar tentang risiko yang ada di tempat kerja dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menghindari kecelakaan. SWMS juga mendorong keterlibatan aktif pekerja dalam upaya menjaga keamanan dan kesehatan di tempat kerja.

Facility Manager perlu memastikan SWMS dibuat secara serius dengan melakukan evaluasi dan diskusi dengan semua pihak terkait untuk pekerjaan yang akan dilakukan. Safety Work Method Statement (SWMS) adalah dokumen penting dalam menjaga keamanan di tempat kerja. SWMS membantu dalam identifikasi risiko, menyediakan standar kerja yang konsisten, dan meningkatkan kesadaran serta keterlibatan pekerja terhadap keamanan.

Dalam dunia facility management, SWMS digunakan untuk memastikan langkah-langkah keselamatan yang diperlukan diikuti dengan baik. Dalam rangka menjaga keamanan dan kesehatan di tempat kerja, SWMS merupakan alat yang sangat penting yang harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua pihak terlibat.

Pastikan team facility management anda mengenal SWMS dan tahu untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua pihak untuk memastikan keselamatan dan keamanan dari fasilitas anda.

Semoga bermanfaat


Sabtu, 27 Mei 2023

Bagaimana team facility management bisa mengurangi sampah makanan di kantor/fasilitas

Menurut www.kompas.com, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional RI, Nyoto Suwignyo, saat ia mengisi acara seminar bertema ‘Peluang dan Tantangan Pengendalian Kerawanan Pangan Indonesia’ di Universitas Gadjah Mada (UGM) memaparkan fakta sampah makanan di Indonesia, lebih kurang ada 59,8 kg makanan perkapita pertahun yang terbuang sia-sia. Dimana dari 59,8 kg perkapita tersebut, 28 kg bersumber dari rumah tangga dan 31,8 kg lainnya dari non rumah tangga. Lalu, jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 273 juta, maka total sampah makanan yang dihasilkan Indonesia setiap tahunnya mencapai 16,3 juta ton.

Untuk teman-teman facility management, pastinya sering mengalami hal-hal berikut ini:

  • Karyawan meninggalkan makanan atau terlupakan oleh di dalam refrigerator. Dan menjadi tugas wajib bagi team facility management/cleaning untuk membersihkan refrigerator 1x dalam seminggu.
  • Karyawan membeli makanan dalam jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan, terutama jika terdapat penawaran atau diskon khusus. Akibatnya, sebagian makanan tersebut tidak habis dan akhirnya menjadi sampah.
  • Karyawan membeli makanan di luar, lalu makan di area pantry kantor dan seringkali menghasilkan penggunaan kemasan sekali pakai yang berlebihan dan berkontribusi pada peningkatan sampah makanan.

Team facility management bisa memberikan kontribusi dalam mengurangi sampah makanan terutama dari fasilitas yang dikelola. Beberapa aktivitas berikut bisa menjadi program oleh team facility management:

  • Mengadakan program edukasi dan kesadaran bagi karyawan mengenai pentingnya mengurangi sampah makanan dan praktik-praktik pengelolaan sampah yang baik. Ini dapat dilakukan melalui sesi pelatihan, pengiriman email, poster, atau materi digital yang berfokus pada pengurangan pemborosan makanan.
  • Membuat panduan pengurangan sampah makanan dengan menyusun panduan atau kebijakan internal yang memberikan petunjuk kepada karyawan tentang cara mengurangi pemborosan makanan. Panduan ini dapat mencakup tips tentang cara membeli atau membawa bekal dalam porsi yang tepat, cara menyimpan makanan agar tetap segar, dan cara memanfaatkan makanan sisa.
  • Melakukan evaluasi pengelolaan sampah makanan secara rutin dengan cara melakukan audit sampah makanan untuk memahami jumlah dan sumbernya. Berdasarkan hasil audit tersebut, mereka dapat mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dan mengimplementasikan solusi yang sesuai.

Program, panduan serta evaluasi tersebut akan menjadi laporan yang diberikan kepada management untuk mendukung pengurangan sampah makanan.

Team facility management memberikan kontribusi yang sangat penting dalam mengelola sampah makanan di perkantoran/fasilitas . Edukasi, panduan dan pemantauan dari sampah makanan, team facility management akan membantu mengurangi pemborosan makanan, menjaga lingkungan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan.

Semoga bermanfaat, Jufiandi

Senin, 01 Mei 2023

Emergency Preparation Plan dan Kondisi Darurat - Bagaimana Team Facility Management Berkontribusi

 

Dalam menjalankan perusahaan, akan selalu ada keadaan darurat yang perlu diantisipasi. Keadaan darurat yang mungkin dialami oleh sebuah perusahaan, termasuk di antaranya:

  • Bencana Alam: seperti banjir, gempa bumi, angin topan, kebakaran hutan, dan longsor.
  • Kecelakaan: seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, dan kecelakaan terkait dengan kegiatan bisnis.
  • Kriminalitas: seperti pencurian, perampokan, atau tindakan kriminal lainnya yang dapat membahayakan karyawan dan aset perusahaan.
  • Ancaman Teroris: seperti serangan bom, serangan senjata, dan ancaman terorisme lainnya.
  • Masalah Kesehatan: seperti wabah penyakit, keracunan makanan, dan kecelakaan kesehatan lainnya.
  • Gangguan Pasokan: seperti kegagalan listrik, kegagalan telekomunikasi, atau masalah dengan pasokan air dan bahan bakar.

Team Facility Management dapat berkontribusi membantu perusahaan menghadapi keadaan darurat dengan berbagai cara, di antaranya:

  • Penilaian Risiko: Facility management dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan berbagai keadaan darurat dan menilai tingkat risiko yang mungkin terjadi.
  • Perencanaan Darurat: Facility management dapat membantu perusahaan dalam menyusun rencana darurat yang efektif dan terperinci. Rencana darurat harus mencakup prosedur evakuasi, kontak dengan layanan darurat, serta prosedur pemulihan bisnis.
  • Pengelolaan Infrastruktur: Facility management dapat membantu perusahaan dalam pengelolaan infrastruktur yang terkait dengan emergency preparedness, seperti instalasi sistem keamanan, sistem pemadam kebakaran, dan pemasangan sistem peringatan dini.
  • Pelatihan dan Edukasi: Facility management dapat membantu perusahaan dalam menyelenggarakan pelatihan dan edukasi terkait emergency preparedness untuk karyawan. Pelatihan dan edukasi ini dapat membantu karyawan memahami risiko dan mengatasi situasi darurat dengan tepat dan efektif.
  • Pemulihan Bisnis: Facility management dapat membantu perusahaan dalam merencanakan pemulihan bisnis setelah terjadinya keadaan darurat. Hal ini meliputi memulihkan sistem dan infrastruktur yang rusak, mengembalikan operasi bisnis ke kondisi normal, dan memastikan kelangsungan bisnis yang stabil.

Perusahaan di level higher management perlu memahami dan mengimplementasikan facility management bukanlah suatu pilihan, melainkan merupakan sebuah keharusan. Sebuah perusahaan yang menjalankan facility management dengan baik akan lebih efektif dan efisien dalam menjalankan operasi bisnisnya, serta dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan pelanggan. Karena itu, perlu untuk mengetahui facility management provider yang handal, sehingga fasilitas perusahaan bisa terjaga serta procedural kondisi darurat bisa disiapkan.

Semoga bermanfaat, Jufiandi

Minggu, 16 April 2023

FM Service Provider: Siapa saja pihak-pihak terkait dalam layanan facility management (stakeholder)

 

Untuk anda seorang Facility Manager yang bekerja mewakili FM Service Provider Company dan ditempatkan di client site, perlu mengetahui dan mengenal siapa saja stakeholder dari sisi client.

Stakeholder dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang terkait atau memiliki kepentingan dalam layanan yang diberikan. Atau, bisa juga diartikan bahwa stakeholder adalah pihak-pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh suatu keputusan atau tindakan. 

Berikut 3 hal penting dari seorang Facility Manager untuk mengenal stakeholder dari sisi client:

  • Menjalin hubungan yang baik: Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, hubungan yang baik dengan klien sangat penting. Dengan mengenali stakeholder dari sisi client, facility manager dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien. Hal ini akan membantu memperkuat kerja sama dan meningkatkan loyalitas klien.
  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas: Dengan mengetahui siapa saja stakeholder dari sisi client, facility manager dapat memastikan bahwa pengelolaan fasilitas dilakukan dengan efisien dan produktif. Dalam hal ini, facility manager dapat memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan fasilitas bekerja sama dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang sama.
  • Meningkatkan kualitas pelayanan: Dengan mengenali stakeholder dari sisi client, facility manager dapat mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada klien. Facility manager dapat menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan klien serta memastikan bahwa layanan yang diberikan memenuhi standar yang ditetapkan.

Berikut 10 daftar stakeholder yang perlu facility manager kenal dan ketahui:

  1. Facility managers: Mereka bertanggung jawab untuk mengelola fasilitas dengan cara yang efisien dan produktif, memastikan ketersediaan dan fungsi fasilitas, serta menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna fasilitas.
  2. Building owners or property managers: Mereka bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan atau masalah pada fasilitas dan memastikan bahwa fasilitas tetap berfungsi secara optimal.
  3. Tenants or users of the building: Pastinya, user dari client memiliki kepentingan untuk mendapatkan fasilitas agar tetap dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik. Mereka juga berkontribusi dalam memastikan keamanan dan kenyamanan di dalam bangunan.
  4. Maintenance and engineering personnel: Mereka bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki fasilitas agar selalu dalam kondisi prima. Dalam beberapa hal, maintenance vendor termasuk dalam ruang lingkup service provider, yang perlu diingat, mereka mempunyai access komunikasi langsung dengan client.
  5. Procurement and purchasing departments: mereka adalah pihak yang secara tidak langsung menilai kinerja dari service provider terutama untuk memastikan bahwa fasilitas mendapatkan bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk menjaga fasilitas tetap berfungsi secara optimal.
  6. Finance and accounting departments: Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pengelolaan fasilitas tetap sesuai dengan anggaran dan tujuan yang ditetapkan. Mereka-lah yang menjadi factor penentu client untuk melihat bahwa anggaran yang diberikan untuk service provider sesuai dengan target yang dijanjikan.
  7. IT and technology departments: dalam beberapa perusahaan, mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan berfungsi dengan baik dan tetap aman. Fasilitas pendukung untuk IT adalah UPS, generator, fire alarm/system dan panel listrik. Karenanya Facility Manager perlu selalu berhubungan dengan IT Department jika ada pemeliharaan terkait hal di atas.
  8. Security Manager: umumnya, client memiliki seseorang yang bertanggung jawab untuk security dalam hal memastikan bahwa fasilitas dilengkapi dengan sistem keamanan yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan mengurangi risiko kejahatan. Umumnya, kondisi yang perlu dijaga adalah ketertiban, tingkah lalu dan kedisiplinan dari personel security guard.
  9. Health and Safety Manager: Personel client yang sangat kritis dalam memastikan semua pekerjaan dilakukan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan sesuai dengan program client dan peraturan pemerintah.  
  10. Cleaning and janitorial staff: Staf kebersihan dan kebersihan sangat penting dalam menjaga fasilitas tetap bersih dan terjaga dengan baik. Mereka adalah salah satu ujung tombak dari service provider karena mereka akan bertemu langsung dengan para users/karyawan. 

Facility Manager perlu memastikan para stakeholder ini percaya dan senang bekerja sama untuk memastikan fasilitas terjaga dengan baik.

Semoga bermanfaat, Jufiandi


Sabtu, 15 April 2023

Tantangan FM: Vendor Tidak Mau Bekerja Sesuai Order

Salah satu tantangan Facility Manager adalah apabila vendor anda tidak mau melakukan pekerjaan yang sudah dijanjikan? Kesal sekali ya. Sebagai client, kita merasa sudah memastikan ruang lingkup kerja yang sesuai dan memberikan order pesanan kepada vendor.

Ternyata, ada 3 hal penting yang perlu juga diperhatikan saat melakukan Kerjasama dengan vendor, yaitu:

  1. Kondisi Finansial: pastikan pembayaran ke vendor sesuai dengan waktu yang dijanjikan dan memiliki historical pembayaran yang baik selama bekerja dengan vendor tersebut. Jika vendor mengalami kesulitan finansial dengan terjadinya pembayaran yang tidak tepat waktu secara terus menerus, maka vendor akan menjadi tidak termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik atau bahkan tidak mau melakukannya sama sekali.
  2. Kepercayaan: client untuk memastikan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan rincian saat awal meminta proposal. Ada client yang memiliki asumsi bahwa perusahaan sudah memiliki standar tertentu dan tidak menuliskan pada rincian awal. Dan setelah order diberikan, standar ini dimintakan (seperti sertifikasi dan perijinan untuk hal tertentu), vendor akan merasa tidak dihargai atau merasa sulit untuk bekerja sama dengan baik. Beberapa vendor mau berkomitment, dan akan lebih berhati-hati untuk Kerjasama dengan client ini.
  3. Komunikasi: komunikasi yang efektif antara vendor dan klien akan memberikan kenyamanan kepada vendor untuk melakukan pekerjaan. Komunikasi yang tidak terarah, bisa menyebabkan ketidaksepahaman tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak. Jika vendor merasa sulit untuk berkomunikasi dengan klien atau jika klien tidak memberikan informasi yang cukup, maka ini dapat menjadi penghambat utama untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Lalu, bagaimana memastikan vendor bekerjasama dengan baik? Tentunya memastikan hal-hal di atas dalam kondisi baik dengan bekerjasama dalam bentuk:

Finansial

  • Menentukan harga yang adil dan transparan: Pastikan bahwa harga yang disepakati adil dan transparan, sehingga tidak terjadi ketidaksepahaman tentang pembayaran yang harus dilakukan.
  • Menjalin hubungan yang baik dengan pihak keuangan: Menjalin hubungan yang baik dengan pihak keuangan vendor, manajer keuangan, dapat membantu memastikan bahwa pembayaran dilakukan tepat waktu dan sesuai dengan kesepakatan.

Komunikasi

  • Menjalin komunikasi yang efektif: Memastikan komunikasi yang efektif dengan vendor sangat penting untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan benar dan tepat waktu.
  • Berkomunikasi secara teratur dan terbuka dapat membantu membangun hubungan kerja yang baik.
  • Menetapkan harapan secara jelas: Pastikan bahwa harapan dan tujuan proyek telah disepakati dengan jelas oleh kedua belah pihak sebelum memulai pekerjaan. Hal ini dapat membantu meminimalkan ketidaksepahaman di kemudian hari.

Kepercayaan

  • Menjalin hubungan yang baik: Membangun hubungan yang baik dengan vendor dapat membantu meningkatkan kepercayaan antara kedua belah pihak. Pastikan untuk menunjukkan kepercayaan dengan memenuhi kewajiban yang telah disepakati.
  • Mengevaluasi kinerja: Melakukan evaluasi kinerja secara teratur dapat membantu memastikan bahwa vendor tetap memenuhi standar kualitas dan kinerja yang diharapkan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan antara kedua belah pihak.

Pastinya, penting untuk selalu menjaga etika kerja yang baik dan berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Dengan melakukan hal-hal ini, Anda dapat membangun hubungan kerja yang baik dengan vendor dan memastikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan tepat waktu.

Semoga bermanfaat, Jufiandi

Jumat, 07 April 2023

Trend dari Outsourcing Facility Management di Indonesia di era 2020

Dunia facility management akan selalu ada kaitan dengan outsourcing. Dalam industri facility management, outsourcing menjadi semakin populer selama bertahun-tahun, karena memungkinkan perusahaan memanfaatkan keahlian service provider dan meningkatkan efisiensi operasi mereka. Layanan outsourcing facility management memungkinkan perusahaan untuk fokus pada fungsi bisnis inti mereka sambil menyerahkan tugas manajemen fasilitas kepada para ahli.

Laporan Pasar FM Global edisi 2020, yang dilakukan oleh firma riset Frost & Sullivan, mensurvei 1500 eksekutif manajemen fasilitas di seluruh Amerika Utara, Eropa, Asia-Pasifik, dan Amerika Latin. Laporan tersebut menemukan bahwa 62% responden meng-outsource setidaknya beberapa layanan facility management mereka. Dari jumlah tersebut, 80% melaporkan penghematan biaya dari outsourcing, dengan penghematan rata-rata 23%.

Selain penghematan biaya, laporan tersebut menemukan bahwa facility management outsourcing memberi perusahaan akses ke keahlian khusus, yang memungkinkan mereka meningkatkan praktik facility management  mereka. Laporan tersebut menyoroti bahwa outsourcing memungkinkan perusahaan memanfaatkan kemajuan teknologi terbaru dan praktik terbaik, yang membantu mereka tetap mengikuti tren terbaru dalam facility management .

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa facility management  outsourcing dapat meningkatkan tingkat layanan dan memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kompetensi inti mereka. Disebutkan juga bahwa outsourcing dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada perusahaan dengan memungkinkan mereka untuk meningkatkan layanan facility management  mereka sesuai kebutuhan mereka.

Berdasarkan laporan tersebut, menunjukkan bahwa facility management  outsourcing dapat menjadi strategi yang bermanfaat bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan praktik facility management mereka, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi.

Saya pernah tuliskan di blog ini pada tahun 2016 mengenai alasan untuk outsource facility management. Ternyata setelah 7 tahun berlalu, pada era tahun 2023 ini, outsource facility management memberikan keuntungan yang lebih baik untuk perusahaan.

Jika perusahaan anda masih memiliki team in-house untuk facility management, segera mulai sadari kebutuhan outsourcing perusahaan anda. Bisa dimulai dengan:

  • Identifikasi kebutuhan layanan facility management Anda. Sadari core business dari perusahaan anda dan bagaimana kondisi facility management saat ini diperusahaan anda.
  • Selidiki consultant facility management yang potential. Consultant yang baik akan memiliki rekam jejak di dalam dan luar negri serta studi kasus mengenai facility management.
  • Ajukan pertanyaan kepada consultant. Utamanya mengenai pengalaman, keahlian, dan pendekatan mereka terhadap facility management. Pastikan sesuai dengan budaya perusahaan anda.
  • Tindak lanjuti. Jika ada strategi baru dari perusahaan untuk outsourcing, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai proses pembelian outsourcing facility management. 

Semoga bermanfaat, Jufiandi

Sabtu, 01 April 2023

Workplace Technology - Teknologi Tempat Kerja

Salah satu tantangan seorang Facility Manager adalah mengelola jadwal pemeliharaan, perbaikan, dan pembersihan gedung. Dengan banyaknya ruangan dan peralatan yang perlu dijaga dan dikelola, Facility Manager akan mengalami merasa kesulitan untuk memprioritaskan dan mengatur semua pekerjaan.

Solusi untuk tantangan tersebut adalah Worktech. Worktech adalah singkatan dari "workplace technology" atau teknologi tempat kerja. Istilah ini merujuk pada perangkat lunak, aplikasi, dan perangkat keras yang digunakan di lingkungan kerja untuk membantu mempercepat dan meningkatkan produktivitas, serta memungkinkan kolaborasi antar tim dan anggota tim yang berada di lokasi yang berbeda. Adanya Worktech ini akan membantu mempermudah dan mempercepat kerja, meningkatkan efisiensi, dan memberikan pengalaman kerja yang lebih baik bagi karyawan.

Worktech dapat mencakup aplikasi seperti software manajemen proyek, platform kolaborasi tim, sistem manajemen sumber daya manusia (HRM), serta solusi komunikasi dan videoconferencing.

Implementasi worktech di dunia Facility Management termasuk sebagai berikut:

Facility Management Software - Software ini memungkinkan Facility Manager untuk mengelola jadwal pemeliharaan, perbaikan, dan pembersihan gedung dengan lebih mudah dan efisien. Software ini juga dapat membantu Facility Manager untuk memantau persediaan alat pembersih dan peralatan yang digunakan oleh staf pembersihan.

Collaboration Platform - Platform ini memungkinkan anggota team facility untuk berkomunikasi secara langsung dan berbagi informasi dengan mudah. Platform kolaborasi ini dapat membantu Facility Manager untuk memantau laporan masalah dan permintaan perbaikan yang diajukan oleh penghuni gedung. Saat dengan adanya Ms Teams, One Drive dan lainnya sangat membantu sekali untuk kolaborasi informasi terkait facility management.

Internet of Things (IoT) - Teknologi IoT memungkinkan Facility Manager untuk memantau dan mengelola berbagai peralatan gedung secara otomatis. Contohnya, teknologi ini dapat membantu Facility Manager untuk memantau konsumsi listrik dan mematikan lampu atau peralatan ketika tidak digunakan.

Face & Voice Recognition Technology - Teknologi pengenalan wajah dan suara ini dapat digunakan untuk mengatur akses ke gedung dan memantau aktivitas penghuni gedung. Contohnya, teknologi ini dapat digunakan untuk memantau waktu kehadiran karyawan atau untuk memastikan bahwa penghuni gedung yang masuk adalah orang yang seharusnya.

Augmented Reality (AR) - Teknologi AR dapat digunakan untuk membantu Facility Manager dalam pemeliharaan gedung dengan memberikan visualisasi 3D yang jelas tentang kondisi gedung. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk memberikan panduan perbaikan secara interaktif bagi staf pemeliharaan.

Senang mengetahui bahwa teknologi ini sudah ada di Indonesia dan sudah diterapkan di banyak lokasi.

Semoga bermanfaat, Jufiandi

Kamis, 23 Februari 2023

Trend di Dunia Facility Management 2023

Saat ini sudah akan memasuki bulan Maret 2023. Apakah anda sudah mengetahui trend di dunia facility management? Apakah area kerja anda sudah mempersiapkan untuk memenuhi trend tersebut?

Trend facility management pada tahun 2023 diperkirakan akan lebih menitikberatkan pada aspek efisiensi, konservasi energi, dan kesehatan dan keselamatan. 

  • Efisiensi. Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) diharapkan akan membantu membuat manajemen fasilitas lebih efisien, dengan memonitor, menganalisis, dan membangun strategi untuk mengurangi biaya dan memaksimalkan efisiensi.
  • Konservasi Energi. Fokus pada efisiensi energi melalui pendekatan berbasis kebutuhan, termasuk menggunakan teknologi energi yang lebih efisien, memonitoring penggunaan energi, mengoptimalkan desain struktur bangunan, dan menggunakan pencahayaan LED yang hemat energi. Adanya metode pemantauan energi yang berbasis data untuk memahami bagaimana sistem energi tertentu berperilaku dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Peningkatan efisiensi energi juga akan diperoleh melalui pemantauan sistem ventilation dan air conditioning, pemantauan konsumsi air, dan penerapan strategi penurunan polusi.
  • Kesehatan. Adanya perkembangan teknologi meliputi; Teknologi kesehatan berbasis IoT, penggunaan layanan analitik untuk membantu manajemen fasilitas, pemantauan kontrol suhu dan kelembaban di dalam ruangan, implementasi kebijakan keselamatan yang ketat untuk menjamin kesehatan para pekerja, pengembangan sistem komunikasi digital untuk memantau dan melacak kesehatan para pekerja, penggunaan sistem pelaporan kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan para pekerja, penggunaan teknologi RFID untuk mengidentifikasi dan memantau fasilitas Kesehatan, penggunaan teknologi AI untuk mengidentifikasi pola-pola kesehatan.
  • Keselamatan. Pentingnya keamanan Fisik: Pengelolaan pintu masuk, deteksi cahaya, penggunaan kunci elektronik, sistem pemantauan CCTV, dll. Keamanan Teknologi: Pemantauan jaringan, pembaruan keamanan sistem, pelaporan ancaman, perlindungan data, dll. Keamanan Lingkungan: Pengelolaan risiko lingkungan, perlindungan terhadap penyebaran zoonosis, manajemen limbah, pengendalian polusi, dll. Pelatihan dan Kompetensi: Pelatihan karyawan tentang keselamatan, kompetensi karyawan tentang keamanan, penilaian risiko, dll. Pengelolaan Risiko: Analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko, pengelolaan asuransi, dll. 

Terakhir, aspek lingkungan juga akan menjadi prioritas utama, karena kebanyakan perusahaan sudah lebih peduli pada dampak lingkungan dari operasi mereka. 

Semoga bermanfaat. 

Satu Upaya Lagi, Satu Target Lagi: Perspektif Facility Management

Saya baru selesai membaca buku dari Ed Mylett: “The Power of One More” dan saya merasa bahwa dua prinsip dari tulisan ini sangat sesuai deng...