Senin, 27 Agustus 2018

10 Hal-Hal Penting Untuk Memastikan Kepuasan Pelanggan



Bagi seorang Facility Manager, mendapatkan nilai baik untuk hasil survey kepuasan pelanggan menjadi kebanggaan tersendiri.
Facility Manager mempunyai ruang lingkup kerja yang tidak hanya memastikan fasilitas kantor terjaga, tetapi juga memastikan bahwa para karyawan/para pengguna mendapatkan informasi yang tepat mengenai fasilitas kantor tersebut.
Karena itu, hasil survey kepuasan pelanggan menjadi sesuatu yang dinanti-nanti karena hasil tersebut akan menggambarkan kinerja sang Facility Manager.
Saya berbagi tulisan ini dari pengalaman saya mengenai Facility Management dan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki hasil kepuasan pelanggan;

Fasilitas:
1. Fasilitas yang ada perlu memenuhi standard minimum dan terjaga dengan baik. Fasilitas yang bagus adalah salah satu faktor kepuasan pelanggan.
2. Program pemeliharaan untuk fasilitas perlu ada dan tercatat dalam dokumen tertulis dan hasil laporan yang rutin yang menunjukkan sudah dijalankan.
3. Perlu adanya program inspeksi untuk pengembangan dari area kerja serta inovasi untuk karyawan menjadi lebih nyaman dalam bekerja.

Komunikasi:
4. Program pertemuan rutin dengan team executive assistant, admin support dan secretary agar dilakukan secara regular (3 – 4 bulan sekali).
5. Perlu mempunyai program terkait dengan karyawan seperti HSE: safety riding & driving, Hygienic dan lainnya yang mengingatkan karyawan mengenai memelihara area kerja, keselamatan diri menuju tempat kerja serta hal lainnya terkait dengan facility management.
6. Laporan hasil kinerja team Facility Management perlu dibuatkan dalam bentuk presentasi kepada Leadership Team dan karyawan dalam bentuk newsletter dan sejenisnya.

Pelatihan:
7. Briefing serta pertemuan dengan anggota Facility Management secara rutin yang menjelaskan temuan untuk masalah, feedback dari karyawan serta mengingatkan kembali untuk tujuan department agar dilakukan secara periodik – setiap minggu dan setiap bulan.
8. Pelatihan terkait dengan communication skill, hospitality, technical skill dan problem solving perlu menjadi program rutin selama 1 tahun. 

Evaluasi:
9. Berdasarkan hasil survey, agar dilakukan focus group dengan masing-masing department untuk mengetahui kebutuhan dan harapan dari mereka.
10. Target survey untuk diinformasikan secara regular kepada team serta apapun hasil survey untuk dinformasikan dengan selalu memberikan semangat positif dan rencana perbaikan.

Proses terpenting dari hal-hal diatas adalah evaluasi dari hasil survey, karena akan selalu ada hal-hal baru yang diluar scope of work dari Facility Management, tetapi faktor yang menurunkan nilai survey.
Adapun Facility Manager perlu selalu membuka komunikasi dengan anggota team dan para pengguna dan selalu belajar untuk mengembangkan department Facility Management menjadi lebih baik.

Catatan:
Survey kepuasan pelanggan umumnya dilakukan berkala mulai dari setiap 3 bulan atau setiap 1 tahun. Target pelanggan adalah pengguna dari layanan yang berinteraksi secara langsung atau tidak langsung.
Hasil survey tidak menjadi ukuran utama dalam kinerja, tetapi menjadi catatan khusus bagi Facility Manager jika hasil survey tidak memuaskan.

Pasti Bermanfaat!


Jumat, 13 Juli 2018

Mengelola fasilitas menjadi lebih mudah dengan CAFM – Computer Aided Facility Management


Di jaman teknologi sekarang ini, semua aktivitas serba digital, mulai dari banking, reporting serta meeting. Sekarang, mengelola kantor/pabrik juga bisa dilakukan secara digital. Kita dapat mengelola fasilitas, mulai dari pemeliharaan AC, access control serta alokasi teknisi, cukup secara digital dari komputer atau handphone. Program untuk mengelola fasilitas ini dinamakan CAFM – Computer Aided Facilities Management. Dengan adanya program pengelolaan digital ini, akan mempermudah mengelola fasilitas dan mendapatkan data lengkap mengenai jadwal pemeliharaan dan hasil terakhir, perbaikan dan penambahan fasilitas. Semua aktivitas tersebut dapat terekam secara digital.

Apakah CAFM – Computer Aided Facilities Management ini?
CAFM adalah program yang dirancang untuk membantu Facility Manager mengelola fasilitas dengan menyediakan fitur-fitur yang dibutuhkan untuk:
-       Mendapatkan data utilisasi area
-       Melacak perpindahan asset
-       Perencanaan pemeliharaan serta perbaikan
-       Memonitor work order

Banyak nama program seperti CAFM ini yang kurang lebih memiliki fitur yang hampir sama, yaitu:
-       CMMS; Computerized Maintenance Management System
-       BMS – Building Management or Automation System,
-       IWMS– Integrated Workplace Management, atau ada juga
-       PMS – Property Management System

Jadi, apa saja kelebihan dari CAFM ini?
§  Mempermudah Kontrol Biaya: Dengan perencanaan pemeliharaan yang tercatat untuk semua peralatan penunjang fasilitas, akan membuat biaya yang akan dikeluarkan untuk pemeliharaan menjadi transparan dan akurat.
§  Mendapatkan Kontrol Pemeliharaan yang Akurat: Pencatatan semua peralatan di dalam program ini akan membuat Facility Manager menyadari dan memperhatikan semua jadwal pemeliharaan dari peralatan yang ada. Hal ini akan membuat semua peralatan dalam kondisi baik. Dan jika diperlukan, dapat juga mencatatkan kebutuhan pendaftaran lisensi atau pelaporan kepada institusi tertentu.
§  Melacak Pekerjaan: dengan adanya fitur “heldpesk”, maka semua permintaan terkait pengelolaan kantor serta semua kejadian yang memerlukan perbaikan seperti: (permintaan perbaikan meja kerja – stop kontak rusak, atau penggantian lampu diarea kerja) akan terdata. Program ini juga dapat membuatkan jadwal perbaikan dan dapat mendata penyelesaian atau tindak lanjut yang diperlukan.
§  Mendata Kepuasan: untuk beberapa program, salah satu fitur “helpdesk” dapat mengeluarkan work order yang berisikan survey kepuasan pelanggan. Jadi, setiap teknisi yang sudah menyelesaikan pekerjaan, dapat menanyakan kepada karyawan sebagai user, apakah pekerjaan serta response yang diberikan memuaskan, atau perlu diperbaiki.
§  Memberikan Laporan Lengkap: nah, ini adalah bagian yang paling disukai oleh Engineering Manager, karena program ini dapat memberikan laporan lengkap mengenai jadwal kerja vs. data aktual, rincian biaya yang dikeluarkan, jam kerja yang digunakan untuk semua/satuan pekerjaan dan perencanaan sampai dengan akhir tahun.

Program CAFM ini umumnya disediakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang IT – Information Technology, di bidang Asset Management System.

Apakah CAFM ini dipakai diperusahaan di Indonesia? Iya, saya sudah mengenal CMMS sejak tahun 1996 dipakai mengelola fasilitas pendukung di pabrik serta sudah umum digunakan oleh industri MIGAS untuk pemeliharaan peralatan di rig serta jalur distribusi termasuk pomp dan pipa.

Semoga bermanfaat,

Minggu, 03 Juni 2018

6 Potensi Masalah dari Pengunjung (untuk gedung multi-tenant)


Gedung dengan multi-tenant umumnya memiliki lobby utama yang menjadi pintu pertama untuk semua pengunjung yang akan bertamu ke tenant. Lobby ini akan dilengkapi dengan receptionist untuk mencatat data pengunjung, yaitu: nama, jam datang, perusahaan yang dituju dan nama karyawannya, dan akan meninggalkan kartu identitas yang akan ditukar dengan kartu pengunjung, dan team security untuk memeriksa barang yang dibawa oleh pengunjung tersebut.

Disetiap area tenant; akan ada receptionist dan terkadang security guard yang akan menerima pengunjung tersebut.

Tulisan ini mengenai 6 potensi masalah yang bisa ditimbulkan oleh para pengunjung tersebut dan cara antisipasi yang perlu dilakukan oleh team receptionist & security di tenant;

Potensi Masalah:
  1.  Huge Queues (Membuat Antrian Yang Tidak Perlu). Pengunjung yang tidak mempunyai janji atau tidak mengetahui siapa yang dituju tetapi tahu mengenai perusahaan terkait. Pengunjung ini akan menghabiskan waktu dengan banyak bertanya kepada receptionist atau security yang berjaga.
  2. Misuse of logbook (Menyalahgunakan Buku Tamu). Pengunjung yang menyalahgunakan buku tamu. Bisa dilakukan oleh team sales yang perlu mendapatkan pelanggan baru atau nama orang dari perusahaan tertentu yang menjadi tenant di gedung tersebut.
  3. Loitering visitors (Pengunjung Yang Berkeliaran). Pengunjung yang berkeliaran dikantor yang dituju.
  4. Wrong information (Pengunjung Menggunakan Identitas Palsu). Pengunjung yang menggunakan kartu identitas palsu.
  5. Headcount (Perhitungan Jumlah Pengunjung). Hal ini akan menimbulkan masalah jika terjadi kondisi darurat dan pihak pengelola gedung perlu memastikan jumlah pengunjung yang datang ke gedung tersebut untuk memastikan mereka terdata dan dalam kondisi baik. 
  6. Very easy to get in (Terlalu Mudah Masuk ke area Tenant). pengunjung yang masuk kedalam area tenant dengan cara menipu security guard atau receptionist.

Selain poin nomor 5, pengunjung yang berhasil melewati receptionist dan security di lobby utama akan memasuki area tenant.

Tujuan dari pengunjung ini secara umum adalah untuk berhasil bertemu dengan karyawan terkait, dan jika tanpa janji, bisa dipastikan karyawan tersebut tidak punya rencana dan atau tidak mau bertemu dengan pengunjung seperti ini:

Pengunjung ini umumnya adalah:
  • Sales; menjual produk tertentu
  • Debt collector: untuk mendatangi karyawan yang memiliki tunggakan.
  • Memiliki keperluan pribadi lainnya (jika ada).

Untuk menjaga produktivitas dari karyawan, perusahaan akan menempatkan team receptionist dan security di lobby masuk dari tenant/perusahaan. Agar menunjang produktivitas yang diharapkan dan juga menjaga kenyamanan dari karyawan, maka team receptionist dan security perlu melakukan hal-hal berikut ini:

Receptionist:
  1. Untuk setiap tamu, dipastikan tamu mengetahui nama dari karyawan yang akan dikunjungi.
  2. Pastikan tamu menyebut nama karyawan. Hindari memberikan nama karyawan seperti:
    • Tamu: “saya mau bertemu bagian distribusi”
    • Receptionist: “ok, jadi mau bertemu ibu xx ya pak?”
  3. Agar menanyakan kepada pengunjung mengenai janji yang sudah dibuat dengan karyawan terkait.
    • Jika belum ada janji: disesuaikan dengan komunikasi dari perusahaan; bisa dilakukan 3 hal yaitu: 1) menghubungi karyawan terkait, 2) meminta pengunjung menghubungi langsung untuk menanyakan kesediaan karyawan bertemu atau 3) mempersilahkan untuk datang setelah membuat janji.
    • Jika sudah ada janjit: lakukan cek ulang dengan karyawan yang dituju dengan memastikan bahwa karyawan mengenail tamu dan/atau ada janji dengan tamu tersebut. Jika benar, agar meminta pengunjung tersebut untuk menunggu sampai karyawan datang ke area receptionist. 

Security: 
  1. Jika mengidentifikasi pengunjung yang terlihat bingung/ragu didepan kantor, untuk secara aktif menanyakan keperluan/kebutuhannya dan memastikan pengunjung tersebut turun kembali atau ke kantor yang dituju (jika ada).
  2. Memastikan pengunjung liar tersebut untuk meninggalkan area tenant. 
  3. Jika dalam satu lantai memiliki beberapa kantor, segera berkomunikasi dengan team security kantor lainnya mengenai pengunjung tersebut.
  4. Jika terlihat sangat mencurigakan, segera berkomunikasi dengan team security Building Management.

Semoga bermanfaat,

Disclaimer: tulisan ini terinspirasi dari sumber tertulis dan dilengkapi dengan cara antisipasi berdasarkan pengalaman penulis. 

Selasa, 13 Februari 2018

5 Manfaat Adanya Sistem Kontrol Akses Di Kantor

Saat ini, sudah sangat umum sekali di setiap perkantoran menggunakan sistem kontrol akses. Untuk team management, berikut 5 manfaat dengan adanya sistem kontrol akses ini.
1.     Kontrol Area Kerja.
Sistem dapat mengatur area kerja, yaitu: membatasi akses untuk ruang-ruang yang memiliki resiko dan tingkat kerahasiaan yang tinggi, jadi hanya bisa dimasuki oleh karyawan tertentu. Contoh: akses untuk ruang payroll-penggajian dibatasi hanya untuk team HRD – Payroll dan tidak bisa dimasuki oleh team marketing.


2.     Absensi & Jam Lembur.
Sistem ini dapat dengan mudah mendata kehadiran dari setiap karyawan. Dengan sistem yang mumpuni, data kehadiran karyawan dapat dengan mudah dibuatkan laporannya lengkap dengan jam lembur (jika diperlukan).

3.     Mengevaluasi Produktivitas Karyawan
Dengan mengevaluasi data dari absensi, pastinya akan terlihat 4 hal berikut ini:
a)    Karyawan yang banyak absen/alpa
b)    Karyawan yang sering tidak tercatat absensinya.
Untuk karyawan-karyawan ini, agar segera diberikan surat peringatan karena tidak memenuhi peraturan perusahaan (umumnya).

c)     Karyawan yang terlalu lama di kantor.
d)    Karyawan yang tepat waktu pulang.
Hal diatas tidak berlaku untuk team marketing atau operasional yang banyak bertugas di luar kantor serta absensi tidak menjadi target KPI mereka.

Lalu, untuk point c - Karyawan yang terlalu lama di kantor. berikut kemungkinan yang ada*:
  • ·         Beban kerja terlalu banyak.
  • ·         Karyawan tidak produktif.
  • ·         Karyawan menggunakan waktu luang di kantor.

Dan untuk point d - Karyawan yang tepat waktu pulang, berikut kemungkinan yang ada*:
  • ·         Beban kerja terlalu sedikit.
  • ·         Karyawan cukup produktif
  • ·         Karyawan selalu menunda pekerjaan untuk pulang tepat waktu.

*informasi di atas adalah berdasarkan pengalaman pribadi dalam menangani team, akan ada kemungkinan lain dan tentunya perlu berdiskusi dengan team HR yang kompeten dalam menilai para karyawan tersebut.


4.     Meningkatkan Produktivitas Keamanan.
Pengaturan sistem kontrol akses dapat memastikan hanya karyawan perusahaan yang bisa masuk ke dalam kantor berdasarkan kartu yang diberikan. Karena itu, satuan pengaman (Satpam) dapat difokuskan ke area yang banyak dimasuki oleh non-karyawan (umumnya di area penerima tamu- receptionist).


5.     Evaluasi Kebutuhan Area Kerja**.
Berdasarkan data absensi dan dikombinasikan dengan data utilisasi meja kerja, maka akan didapatkan jumlah meja kerja optimum untuk karyawan bekerja di kantor terkait dengan tetap memenuhi kebutuhan meja kerja karyawan.
**bagaimana perhitungan utilisasi meja kerja perlu pembahasan terpisah.

Secara umum, untuk perusahaan yang memiliki satuan pengaman fisik, dengan adanya sistem kontrol akses ini akan menghemat biaya karena biaya instalasi hanya sekali (mungkin cukup besar) dan bisa diperhitungkan untuk 5 tahun ke depan. Sedangkan biaya satuan pengaman fisik akan mempunyai banyak faktor eksternal yang sulit untuk diprediksi.

Secara khusus, manfaat-manfaat diatas adalah hal-hal yang bisa dimaksimalkan dengan adanya sistem kontrol akses terpasang di kantor.

Pastinya bermanfaat,

Sabtu, 03 Februari 2018

FM - 25 Hal Penting Dalam Melakukan Perpindahan Karyawan


Jika perusahaan menugaskan anda untuk mengatur perpindahan beberapa department di lantai yang akan direnovasi (renovasi kecil dengan 1 atau 2 lantai saja) dan dilakukan sendiri tanpa bantuan Project Management Team.. Apa saja yang perlu diperhatikan?

Berikut 25 hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan untuk perpindahan; 

Persiapan yang benar;
1. Komunikasikan ke pihak manajemen untuk rencana perpindahan ini, dan dapatkan persetujuan dari pihak-pihak yang akan dipindahkan, cukup disetujui oleh kepala bagian terkait.
2. Pastikan jumlah karyawan yang akan dipindahkan sesuai dengan tempat yang tersedia.
3. Pastikan layout tempat yang baru disetujui oleh manajemen yang akan dipindahkan.
4. Pastikan semua kepala bagian sudah dikomunikasikan untuk perpindahan ini, dan mereka akan lanjutkan informasi ini kepada team masing-masing.
5. Pastikan team OB (Office Boy) atau GS (General Service) mengetahui rencana perpindahan dan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan.
6. Pastikan memesan dus-dus yang cukup.
7. Pastikan menginformasikan waktu perpindahan serta perkiraan persiapan yang perlu dilakukan.
8. Persiapkan team OB/GS untuk lembur, karena kebutuhan untuk pindah akan memakan waktu yang cukup lama.

Fasilitas
9. Berdasarkan layout untuk tempat yang baru, pastikan area-area penting seperti: mesin fotokopi/printer, ruang meeting, ruang makan/pantry telah ada.
10. Pastikan ATK dan peralatan makan/minum serta fasilitas makan/minum disediakan. Jika tempat yang lama masih ada yang tetap bekerja, agar dibuatkan fasilitas sementara.
11. Buatkan pengaturan OB/GS saat tempat yang baru telah ditempati.

Koordinasi
12. Di H-1 hari pindah, agar dimonitor persiapan perpindahan dari masing-masing karyawan. Pastikan karyawan sudah siap untuk pindah. Jika belum siap, agar dikomunikasikan ke kepala bagian terkait.
13. Di hari H, agar menentukan waktu perpindahan maksimal.
14. Di hari H+1 pasti akan ada karyawan yang belum siap untuk pindah. Agar di antisipasi dengan kontraktor terkait.
15. Di hari H+2 agar bersiap-siap untuk tambahan jam lembur atau pekerjaan tidak selesai yang tidak terduga.
Kerjasama Kontraktor
16. Pastikan kontraktor memiliki pengawas yang berpengalaman, sehingga bisa bertukar pikiran untuk persiapan perpindahan.
17. Pastikan kontraktor memiliki team yang bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga karyawan akan merasa nyaman. Biasanya cukup dengan pengawas yang berpengalaman.

Kerjasama Perusahaan Movers
18. Pastikan perusahaan movers mengirimkan manager operasional yang berpengalaman yang akan banyak memberikan masukan mengenai persiapan perpindahan.
19. Pastikan pekerjaan administrasi diselesaikan termasuk persetujuan mengenai jumlah barang, waktu pindah serta koordinasi dengan pihak gedung (jika perlu) untuk area yang lama dan yang baru.
20. Pekerjaan administrasi termasuk: dokumen PO – Purchase Order, Ijin keluar/masuk barang dan pencatatan jumlah barang yang diterima/dikirim.

Komunikasi
21.  Komunikasi kepada semua karyawan minimal kepala bagian mengenai waktu pindah, tanyakan apakah waktu tersebut dapat dipenuhi oleh team mereka.
22.  Komunikasi saat akan pindah.
23.  Komunikasi setelah pindah
24.  Komunikasi berupa email/poster mengenai peraturan ditempat yang baru/lama (jika perlu).
25.  Komunikas dalam bentuk laporan untuk dilaporkan kepada atasan.

Adapun dari semua hal diatas ini, kunci utama adalah komunikasi dan lama persiapan, jika merasa kurang ahli, agar mempersiapkan waktu yang cukup lama untuk berdiskusi dengan pihak movers, manajemen dan team yang ada. Pastikan juga untuk menyempatkan membuat checklist yang selalu diperiksa untuk memastikan semua hal tercatat.

Hal-hal ini saya ambil dari pengalaman pribadi saya yang melakukan project pindah karyawan karena ada renovasi di kantor.

Semoga Bermanfaat! 



Sabtu, 20 Januari 2018

5 Hal Penting Yang Perlu Dimonitor oleh Facility Manager

Untuk awal tahun ini, sangat bagus untuk  mengingatkan kembali ha-hal pentingu yang perlu dimonitor oleh Facility Manager.


Berikut adalah 5 hal penting yang perlu dimonitor oleh seorang Facility Manager, yaitu:

Kinerja dari Team Facilities Management. Pastinya setiap awal tahun untuk mengevaluasi hal-hal berikut ini:
Apakah aktivitas pemeliharaan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat? Jika tidak sesuai, apa saja penyebab ketidaksesuaiannya? Lalu, apa rencana perbaikannya?
Apakah response dari permintaan pekerjaan tidak terjadwal tercatat dan diselesaikan sesuai rencana?
Apakah biaya pemeliharaan sesuai dengan rencana? Jika tidak sesuai, apa saja penyebab ketidaksesuaiannya? Lalu, apa rencana perbaikannya?

Tujuan Per Tahun. Contoh tujuan diantaranya: pengurangan biaya, peningkatan produktivitas
dan/atau pencapaian penyelesaian proyek.
- Apakah tujuan sesuai dengan tujuan dari perusahaan?
Apakah tujuan yang dibuat tercapai? Jika tidak tercapai, apa saja penyebabnya? Lalu, apa rencana selanjutnya?
Apakah sudah melaporkan pencapaian tujuan kepada management?


Optimalisasi dari area kerja. Facility Manager perlu mengetahui peruntukan dari area kerja dan mengetahui apakah area kerja yang sudah ada optimal. Yang bisa dimonitor adalah:
- Apakah semua meja kerja ditempati oleh para karyawan? Apakah ada karyawan yang >60 % waktunya diluar kantor tapi memliki meja kerja sendiri?
- Apakah utilisasi are kerja mencapai 75%?
- Apakah area kerja sudah diberikan fasilitas yang berkualitas? Apakah penerangan cukup? Apakah pendinginan cukup (tidak terlalu panas/dingin)?


Biaya Real Estate. Dasarnya, mengetahui berapa harga sewa & service charge per meter persegi yang ditempati oleh perusahaan. Dari nilai ini,maka poin nomor 4 bisa dikonversikan menjadi nilai uang. Beberapa hal perlu dimonitor yaitu:
- Apakah harga sewa & service charge ini sesuai dengan harga yang ada dipasar? Apakah terlalu tingg/rendah?
- Apakah ada area kosong/tidak terpakai? Jika ada, apakah sudah ada rencana untuk penggunaannya? Jika belum ada rencana, segera buat rencana.
- Apakah area kerja bisa dimaksimalkan (disewakan kembali)? Apakah bisa didapatkan tempat lain yang lebih murah dan lebih produktif?  


Asset. Facility management umumnya mengelola asset perusahaan diantaranya: AC (sistem pendingin), sistem pemadam kebakaran, furniture, toilet dan lainnya. Yang perlu dimonitor antara lain:
- Apakah semua asset perusahaan yang terkait facility management terdata dengan baik?
- Apakah ada asset yang rusak dan belum diperbaiki? Jika tidak bisa diperbaiki apakah bisa dibuang/dijual?
- Apakah ada rencana dari perusahaan untuk pembelian asset baru? Jika sudah melewati masa penyusutan, maka bisa diusulkan untuk membeli asset baru.


Informasi mengenai hal-hal penting ini didasari dan diterjemahkan secara bebas dari e-book terlampir (8 Metric that Facility Manager should track) yang saya dapatkan dari www.iofficecorp.com. Mengenai urutannya, saya sesuaikan dengan kondisi di Jakarta, Indonesia berdasarkan uraian tugas (job description) dari seorang Facility Manager.

Semoga bermanfaat,

Salam

Satu Upaya Lagi, Satu Target Lagi: Perspektif Facility Management

Saya baru selesai membaca buku dari Ed Mylett: “The Power of One More” dan saya merasa bahwa dua prinsip dari tulisan ini sangat sesuai deng...