Kamis, 21 Desember 2017

OFFICE BOY YANG PRODUKTIF


Saat ini, sudah banyak perusahaan yang bekerja sama secara outsourcing dengan perusahaan cleaning service. Pekerjaan cleaning service sudah terstruktur dan jelas, bahkan bisa dibuatkan aktivitas pekerjaan per jam.

Yang masih menjadi tantangan adalah pekerjaan office boy, karena job description office boy ini umumnya adalah tambahan dari cleaning service dan mendukung kebutuhan karyawan. Kebutuhan karyawan ini yang sangat subyektif tergantung dari tingkat keahlian para karyawan tersebut.


Dari beberapa department, akan ditemui karyawan dengan type yang berbeda-beda;
  1. Karyawan yang meminta untuk di atur ruang meeting, yang kenyataannya, pengaturan ruang meeting sudah termasuk; pembelian snack, pengaturan ATK serta set ruang meeting tersebut.
  2. Karyawan yang meminta difotokopikan, walaupun hanya 10 lembar.
  3. Karyawan efisien, yang meminta tolong disertai checklist yang perlu dilakukan.

Untuk karyawan dengan type 1 & 2; akan sangat tergantung sekali kepada office boy yang sudah mengerti kebutuhan mereka, jika office boy nya ditukar karena sakit, cuti atau rotasi, maka akan sangat kesulitan dalam memberikan instruksi kepada office boy pengganti.

Sedangkan untuk karyawan dengan type c; akan jarang mengalami kesulitan karena sudah membuatkan checklist yang dapat dimengerti oleh office boy mana saja.

Umumnya, para Facility Manager yang memiliki team office boy ini akan melakukan serta mempersiapkan 10 hal berikut ini:
  1. Menentukan aktivitas dasar yang wajib dilakukan oleh para office boy, yaitu:
    • Aktivitas wajib cleaning service: kebersihan ruang meeting, pantry & toilet.
    • Kesiapan ruang meeting: whiteboard bersiih, tempat sampah kosong dan ATK lengkap.
    • Kesiapan pantry: gelas & piring kotor sudah dicuci dan mesin vending yang siap dipakai.
  2. Membuat SOP (Standard Operating Procedure) yang terkait dengan pekerjaan office boy.
  3. Melakukan briefing rutin memastikan office boy melakukan aktivitas dasar.
  4. Melakukan inspeksi mendadak secara rutin dengan periode berbeda-beda.
  5. Mengetahui permintaan dari para karyawan dan melakukan evaluasi dari permintaan yang ada. Misal: evaluasi permintaan makan siang dikoordinasikan ke 1 orang office boy, sehingga office boy yang lain bisa melakukan pekerjaan cleaning service.
  6. Melakukan analisa dan evaluasi aktivitas para office boy.
  7. Mengidentifikasi office boy yang tidak melakukan aktivitas dasar, memberikan pelatihan, mengingatkan dengan surat peringatan dan jika perlu diganti dengan pihak eksternal.
  8. Melakukan meeting dengan para karyawan yang sering menggunakan jasa office boy untuk mendapatkan permintaan standar yang bisa dilakukan semua office boy yang ada.
  9. Bekerja sama dengan department purchasing untuk melakukan tender perusahaan outsourcing yang memiliki struktur management yang kuat.
  10. Rutin melakukan meeting dengan para office boy menjelaskan kebutuhan dari Facility Manager terhadap office boy yang produktif dan menanyakan kendala yang ada serta memberikan solusi.

Dengan melakukan 10 hal diatas, maka akan terbentuk kebiasaan office boy yang produktif dan Facility Manager yang mengetahui kendala serta kebutuhan dari karyawan.

Jika diperlukan, aktivitas office boy ini agar dihilangkan dan fokus hanya pada cleaning service. Kebutuhan office boy yang ada diarahkan ke department yang membutuhkan dan agar mereka memiliki office boy sendiri. Biasanya, jika biaya dibebankan penuh terhadap satu department, maka kepala department akan memikirkan alternatif lain.

Semoga bermanfaat.

Selasa, 19 Desember 2017

Aturan Pemakaian Meeting Room



Pemakaian meeting room di perusahaan umumnya sangat tinggi, dikarenakan kebutuhan banyak department di perusahaan tersebut. Sedangkan jumlah meeting room umumnya terbatas tergantung dari besarnya area yang disewa.

Untuk memastikan meeting room digunakan secara produktif, perlu dibuatkan peraturan pemakaian meeting room seperti berikut:
  1. Pemesanan Meeting Room. Penggunaan meeting room berdasarkan pesanan. Bisa melalui system atau secara manual kepada admin yang ditunjuk. Pemesan yang tercatat adalah yang berhak menggunakan meeting room.
  2. Tepat Waktu. Setelah booking,pastikan meeting room digunakan sesuai dengan waktu yang telah dipesan. Segera selesaikan meeting jika waktu meeting sudah berakhir.
  3. Batalkan Segera. Biasakan untuk memesan meeting room jauh-jauh hari dan batalkan segera jika jadwal meeting berubah.
  4. Sesuai Kebutuhan. Memesan hanya 1 meeting room sesuai kebutuhan, tidak memesan beberapa meeting room sekaligus jika tidak perlu.
  5. Jumlah Tepat. Pastikan memesan sesuai dengan jumlah peserta meeting. Jika peserta meeting hanya ber empat, maka cukup pesan meeting room kapasitas 4-6 orang saja, tidak perlu memesan meeting room kapasitas 10-12 orang. (jika memang tersedia banyak type meeting room).
  6. Rapih dan Bersih. Agar menjaga kebersihan meeting room dan meninggalkan meeting room dalam keadaan rapih dan bersih sesudah meeting.
  7. Tertutup. Agar menutup pintu meeting room selama meeting berlangsung.
  8. Bersama. Pemakaian meeting room adalah untuk kebutuhan bersama sehingga, semua dapat memesan meeting room. Beberapa perusahaan yang memiliki banyak meeting room mempunyai meeting room yang didedikasikan untuk level tertentu seperti Presiden Direktur.
  9. Menghormati Pemesan. Jika pemakaian meeting melewati waktu yang telah dipesan, dan penggua selanjutnya sudah menunggu, agar segera menyelesaikan dan meninggalkan meeting.
  10. Menjaga Peralatan. Beberapa meeting room memiliki whiteboard dan projector, pastikan untuk selalu mengembalikan spidol, penghapus dan remote projector di tempat yang telah disediakan.

Peraturan ini perlu dibuatkan prosedur, disosialisasikan dan disetujui oleh pihak management perusahaan.

Semoga bermanfaat.

Senin, 26 September 2016

Mengelola Tamu Perusahaan






Sebuah perusahaan idealnya perlu memiliki sistem pengelolaan tamu. Yang pasti, selain karyawan, pemilik, rekan bisnis akan menjadi tamu jika datang di sebuah perusahaan.

Bentuk pengelolaan ini adalah dengan memastikan para tamu tidak dengan mudah masuk kedalam area kerja, karena secara sosial, umumnya para karyawan tidak nyaman jika ada orang asing (yang bukan karyawan) bisa masuk kedalam area kerja perusahaan, karena bagi beberapa orang, area kerja adalah area pribadi  yang hanya bisa dimasuki rekan kerja yang sudah dikenal. Untuk organisasi perusahaan sendiri, adanya orang selain karyawan didalam area kerja membuat area kerja tidak aman dari kehilangan barang dan yang penting, informasi rahasia perusahaan.

Untuk memastikan bahwa area kerja hanya dimasuki oleh karyawan perusahaan, perlu adanya pengelolaan tamu (Visitor Management). Pengelolaan tamu ini adalah salah satu aspek penting dalam Facilities Management karena untuk memastikan fasilitas selalu te  rjaga dan terawat, salah satunya adalah memastikan individu yang memasuki area kerja/fasilitas adalah orang yang sudah dikenal dan mengerti tata cara/prosedur didalam fasilitas tersebut.

Yang penting dalam pengelolaan tamu adalah:

1)   Akses: akses ini maksudnya adalah tempat untuk masuk/keluar dari perusahaan tersebut. Pastikan akses masuk/keluar dijaga oleh satuan pengaman serta receptionist (untuk area tamu). Akses lainnya ditutup dan tidak dimasuki oleh siapapun, termasuk oleh karyawan atau jika dapat dimasuki menggunakan kartu akses yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang mempunyai kartu. Secara peraturan keselamatan, minimal ada 2 akses masuk/keluar dengan lokasi yang berjauhan. Hal ini sebagai antisipasi jika terjadi keadaan darurat disalah satu akses, maka akses yang lain dapat digunakan.





2)     Data: Data karyawan dan tamu, yaitu;

  •    Kartu Pengenal Karyawan: maksudnya, perusahaan perlu memastikan para karyawan menggunakan kartu pengenal karyawan. Saat ini, kartu pengenal juga berupa kartu akses, sehingga, hanya karyawan yang bisa memasuki area kerja.

  •        Kartu Tamu: para tamu yang datang perlu untuk menukarkan kartu identitas diri (KTP/SIM) dengan kartu tamu untuk dapat bertemu dengan tamu yang diinginkan.
3) Visitor Induction: yaitu perkenalan mengenai tata cara bertamu diperusahaan tersebut. Informasi umum seperti; sejarah perusahaan (singkat), area yang diperbolehkan untuk tamu, prosedur darurat termasuk pintu darurat yang perlu diakses dan juga informasi apakah hari itu ada rencana latihan evakuasi atau tidak, dan informasi lainnya yang dianggap perlu.
Saat ini, belum semua perusahaan melakukan hal ini, umumnya perusahaan asing yang sudah bersertifikasi ISO dan/atau OHSAS, tetapi akan sangat berguna jika dilakukan oleh perusahaan lainnya.

4) Janji temu: ini adalah hal penting yang perlu ditanyakan oleh security atau receptionist, tentunya menyesuaikan dengan peraturan perusahaan. Tetapi, semua tamu yang datang yang memiliki tujuan untuk bertemu karyawan perlu membuat janji temu, dan karyawan perlu memberitahukan kepada receptionist mengenai rencana janji hari tersebut, sehingga, jika ada tamu yang datang tetapi tidak terdaftar untuk janji, receptionist akan menolaknya, adapun jika tamu kenal dengan karyawan, dapat menghubungi langsung, hal ini akan membuat waktu kerja karyawan lebih produktif serta para tamu belajar bahwa karyawan diperusahaan tersebut tidak mudah untuk ditemui tanpa membuat janji.

Informasi mengenai pengelolaan tamu ini perlu disosialisasikan kepada SEMUA para karyawan dari semua level. Yang membuatkan proses adalah Facility Manager, GA Manager atau HR Manager dengan persetujuan direksi perusahaan. Lalu, dilakukan sosialisasi dengan cara membuatkan pengumuman serta sesi presentasi kepada para karyawan. Mengenai waktu dan tempat disesuaikan menurut kapasitas dan kebutuhan masing-masing perusahaan.

Semoga bermanfaat…

Jufiandi

Sabtu, 09 Juli 2016

KONTRAK SERVIS DALAM PENGELOLAAN FASILITAS








Dalam pengelolaan fasilitas (facilities management), akan ada kontrak servis (service contract) yang akan melibatkan pihak ketiga, atau umumnya dikenal dengan alih daya (outsourcing).

Kontrak servis ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam mendapatkan jasa layanan yang bagus dengan harga yang kompetitif.

Dengan melakukan kontrak servis kepada perusahaan yang mempunyai spesialisasi dibidangnya, maka perusahaan outsourcing ini akan memberikan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan mengerjakan sendiri.

Kontrak servis umumnya dilakukan untuk area pendukung dan bukan menjadi bidang utama (core business) perusahaan, umumnya adalah:
-          Gedung dan/atau area kerja perkantoran
-          Sistem pendingin
-          Generator, Instalasi  dan panel listrik
-          Pemipaan & toilet
-          Alarm Kebakaran, CCTV dan Access Card
-          Sistem Pengendali Fasilitas (Building Automation System-BAS)


Untuk area pendukung diatas, kontrak servis akan meliputi:

1)    Operasional:
Pengelolaan fasilitas secara menyeluruh meliputi: program manajerial, program pemeliharaan, program perbaikan dan hal-hal lain yang terkait yang dilakukan oleh tim pengelola fasilitas.

2)    Pemeliharaan:
Pemeliharaan secara khusus: pemeliharaan AC, pemeliharaan instalasi & panel listrik, pemeliharaan generator, pemeliharaan gedung/perkantoran.

3)    Perbaikan
Perbaikan umum dengan kategori nilai tertentu yang telah disetujui di awal kontrak. Sehingga mempercepat perbaikan peralatan/mesin dikarenakan nilai sudah disetujui.

4)    Penyediaan Material
Penyediaan material atau spare part yang umum digunakan atau mengalami habis pakai seperti: saringan udara, saringan bahan bakar dan sebagainya.

Saat ini, kontrak kerja dilengkapi dengan perjanjian jasa layanan yang mengikat seperti:
-          Spare part akan segera di antar dan terpasang maksimal 3 hari setelah diinformasikan melalui email
-          Teknisi akan segera datang dalam waktu maksimal 2 jam setelah diinformasikan per telpon.
-          Hal-hal lainnya yang terukur dan mendukung kualitas layanan.

Perjanjian jasa layanan ini akan membuat pelanggan nyaman dan merasa aman jika terjadi sesuatu pada fasilitas dan/atau peralatan mereka.

Semoga bermanfaat,

Sekian,
Jufiandi J
FM Practitioner & Consultant

Senin, 28 Maret 2016

Lima Alasan untuk Outsource Facilities Management




Perusahaan di masa kini mempunyai pilihan untuk outsource facilities management atau memiliki tim facilities management professional sendiri. Adapun keuntungan yang menjadi alasan untuk outsource facilities management kepada pihak ketiga – perusahaan outsourcing adalah: 

1)      Perusahaan bisa focus pada bisnis utama: perusahaan bisa lebih focus untuk mengembangkan modal, waktu dan talenta berdasarkan bisnis utama dari perusahaan. Perusahaan outsourcing akan memberikan solusi untuk pengelolaan fasilitas. 

2)      Outsourcing lebih terjangkau: perusahaan tidak perlu melakukan investasi untuk peningkatan keahlian dari tim facilities management. Perusahaan outsourcing akan memberikan pelatihan dan tim yang mumpuni untuk mengelola fasilitas, atau perusahaan bisa mengganti dengan perusahaan outsourcing yang lebih baik.

3)      Outsourcing memberikan keuntungan ekonomis: untuk perusahaan outsourcing yang telah memiliki area yang cukup luas, jika perusahaan memiliki beberapa fasilitas di lokasi yang berbeda dan cukup jauh, perusahaan outsourcing dapat membantu dengan mengelola fasilitas dan berkoordinasi dengan area terdekat. Jika hal ini terjadi, maka akan didapatkan biaya yang lebih ekonomis dibandingkan perusahaan menyediakan tim sendiri.

4)      Fleksibilitas Operasional: Jika diperlukan, saat kebutuhan dari facilities management berkurang, perusahaan akan mengalami kesulitan untuk memutasi karyawan, dengan adanya perusahaan outsourcing, mutasi sesuai dengan bidang facilities management dan tingkat keahlian (jenjang karir) akan mungkin terjadi. 

5)      Perusahaan Outsourcing Memungkinkan Untuk Memiliki Riset atau Teknologi Terbaru: Dikarenakan perusahaan outsourcing memiliki bisnis utama di bidang facilities management, maka informasi terbaru terkait dengan riset atau teknologi mengenai facilities management akan dimiliki oleh (beberapa) perusahaan outsourcing  

Jika telah diputuskan untuk melakukan outsourcing facilities management, maka perlu diperhatikan kualitas dari perusahaan outsourcing sebagai berikut:
- Keandalan: berdasarkan daftar pelanggan dan penjelasan dari tim ahli facilities management saat presentasi.
- Kepercayaan: berdasarkan komunikasi dengan pelanggan (sampling) dari perusahaan outsourcing.
- Transparansi: berdasarkan informasi yang diberikan mengenai pembiayaan
- Komunikasi: konsep komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan outsourcing
- Proaktif: konsep kerja yang dimiliki oleh perusahaan outsourcing

Dengan bekerjasama dengan perushaan outsourcing yang memenuhi persyaratan tersebut, maka perusahaan akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengelolaan fasilitas. 

Ide bersumber dari: Artikel LinkedIn yang ditulis oleh: Scott Henley, Senior Vice President, Global Services, Newmark Grubb Phoenix Realty Group (Perusahaan Property di Florida, Amerika Serikat) dengan Judul: Five Reasons to Outsource Facilities Management and Lease Administration. Di rilis di LinkedIn: Feb 11, 2016

Semoga Bermanfaat,

Jufiandi J
FM Practitioner

4 Hal Penting Procurement dalam Facility Management

Dalam mengelola fasilitas, kita sebagai Facility Manager akan terhubung dengan vendor yang mendukung fasilitas tersebut. Pastinya, mengelola...